“Ngeri Ngeri Sedap” adalah film Indonesia yang berhasil mencuri perhatian penonton sejak perilisannya. Disutradarai oleh Bene Dion Rajagukguk, film ini mengangkat cerita keluarga Batak dengan konflik yang sangat dekat dengan kehidupan nyata masyarakat Indonesia. Dengan balutan drama komedi, film ini berhasil menghadirkan kisah yang menyentuh hati, memancing tawa, sekaligus mengaduk emosi.
Cerita berfokus pada pasangan suami istri Domu (Arswendy Bening Swara) dan Marlina (Tika Panggabean) yang tinggal di kampung halaman di Sumatera Utara bersama anak bungsu mereka, Sarma. Tiga anak laki-laki lainnya, yaitu Domu, Gabe, dan Sahat, telah merantau ke kota dan enggan kembali pulang. Demi menyatukan kembali keluarga mereka, sang ayah berpura-pura ingin bercerai dengan sang ibu agar anak-anaknya pulang ke kampung.
Plot sederhana namun penuh makna ini membuat film terasa sangat dekat dengan penonton. Konflik antara orang tua dan anak, pertentangan nilai budaya, serta tekanan sosial yang datang dari lingkungan membuat penonton merasa seolah sedang menyaksikan bagian dari kehidupan sendiri.
Realita Budaya dan Tekanan Tradisi dalam Narasi Keluarga
Salah satu kekuatan utama film ini adalah keberhasilannya menggambarkan dilema antara mempertahankan tradisi dan mengikuti arus zaman. Sang ayah digambarkan sebagai sosok yang kaku terhadap adat Batak, sementara anak-anaknya ingin menjalani hidup sesuai pilihan masing-masing. Perbedaan cara pandang inilah yang memicu konflik dalam keluarga.
Film ini juga menyoroti bagaimana tekanan dari masyarakat adat bisa menjadi beban psikologis bagi generasi muda. Sahat, misalnya, digambarkan sebagai anak yang memiliki trauma masa lalu akibat tekanan orang tua. Sementara Sarma, si bungsu yang masih tinggal bersama orang tua, merasa tidak dihargai meski selalu ada di sisi mereka.
Meski banyak unsur komedi yang diselipkan, pesan moral tentang komunikasi antar anggota keluarga, pentingnya empati, dan cara menyampaikan cinta yang tidak selalu melalui kata-kata, menjadi sorotan utama. Film ini menyampaikan bahwa cinta dalam keluarga sering kali tidak diungkapkan secara langsung, melainkan lewat tindakan atau bahkan lewat konflik itu sendiri.
Akting Natural dan Sinematografi yang Menyentuh
Penampilan para aktor dalam film ini patut diacungi jempol. Arswendy Bening Swara dan Tika Panggabean tampil meyakinkan sebagai pasangan suami istri yang telah puluhan tahun menikah dan menghadapi pahit manis kehidupan bersama. Karakter anak-anak mereka pun dimainkan dengan sangat natural oleh Gita Bhebhita, Boris Bokir, Lolox, dan Indra Jegel yang masing-masing membawa kepribadian unik.
Sinematografi film ini juga memberikan warna tersendiri. Pemandangan alam Sumatera Utara yang ditampilkan begitu indah dan menjadi latar kuat yang mendukung nuansa emosional cerita. Musik latar yang digunakan juga memperkuat rasa haru sekaligus kehangatan yang ingin disampaikan dalam setiap adegan keluarga.
Penerimaan Penonton dan Prestasi Film
“Ngeri Ngeri Sedap” sukses menarik perhatian penonton hingga berhasil menembus lebih dari dua juta penonton di bioskop. Tak hanya sukses secara komersial, film ini juga mendapat banyak pujian dari kritikus karena keberaniannya membicarakan isu keluarga dalam balutan budaya yang kental namun tetap universal.
Bahkan film ini terpilih mewakili Indonesia di ajang Academy Awards (Oscar) 2023 untuk kategori Best International Feature Film. Meskipun tidak berhasil masuk nominasi akhir, pencapaian tersebut menunjukkan bahwa karya lokal dengan cerita sederhana namun kuat bisa berbicara di panggung dunia.
Sumber : yrfindonesia.id
Recent Comments